Dunia tengah menikmati pertarungan
dua kandidat Presiden USA, Hillary Clinton yang mendapat dukungan dari partai
Demokrat dan Donald Trump dari Republik. Apa yang terjadi diantara keduanya mengalihkan
perhatian masyarakat dari sang aktor utamanya sendiri, yakni Presiden Obama
yang sibuk memikirkan bagaimana melenyapkan konflik rasis yang sedang panas dan
meloloskan undang-undang anti kepemilikan senjata api demi mengurangi
penembakan brutal yang sering terjadi di negara tersebut.
Pertarungan kandidat sudah
berlangsung beberapa bulan terakhir setelah kandidat mulai dimunculkan sebagai jagoan dari partai
masing-masing. Dan rasanya semakin sengit dari hari ke harinya hingga sampai ke
hari penentuannya pada tanggal 8 November 2016…itu seminggu lagi, bukan?
Kita di Indonesia hanya tahu dua
kandidat kuat calon Presiden dari dua partai besar, Republik dan Demokrat, tapi
ternyata Amerika punya tiga partai lain yang juga ikut mengirimkan calonnya.
Para kandidat calon Presiden US diantaranya :
- Hillary Clinton (Demokrat Party)
- Donald Trump (Republic Party)
- Gary Johnson (Libertarian Party)
- Jill Stein (Green Party)
- Darrell Castle (Constitution Party)
Novel ini juga sudah diadaptasi ke produk layar lebar yang
diperankan oleh Christopher Walken sebagai si tokoh utama Johnny Smith dan
Martin Sheen sebagai Greg Stillson.
Cerita besarnya adalah seorang
guru bernama Johnny Smith yang mengalami kecelakaan mobil dan koma untuk jangka
waktu yang sangat lama. Ketika bangun dari koma, Johnny mendapati kenyataan
bahwa dunia yang dia tahu saat muda sudah banyak berubah. Pacarnya sudah
menjadi istri orang lain, ibunya menjadi gila dan meninggal, dan ternyata dia
memiliki kemampuan paranormal untuk melihat masa depan saat memegang tangan
orang lain.
Di sisi lain ada pria ambisius,
yang berkembang luar biasa dari seorang salesman buku menjadi pemilik
perusahaan property, meniti karirnya sebagai politisi dan ingin meraih posisi
sebagai Presiden Amerika lewat kampanye simpatik dari partisipan independen.
Gilanya, rakyat Amerika yang muak dengan birokrat partai jatuh cinta dengan
gaya urakan Stillson yang menghibur sehingga si kuda hitam akhirnya bikin
kandidat kuat lain ketar-ketir.
Jalan yang dilalui Stillson tidak
selalu bersih. Sebagai pengusaha property atau pun politisi, Stillson banyak
menggunakan cara licik untuk menjebak calon investor yang dia paksa mendanai
kampanyenya atau pun dalam usaha menjungkalkan lawan politik. Sampai kemudian
dia bertemu Johnny di rumah seorang politisi yang anaknya diajar Johnny.
Dari perjumpaan itu Johnny jadi
tidak tenang karena dia melihat kehancuran dunia di masa depan bila Stillson
menjadi Presiden USA. Dia melihat bahwa Stillson akan menjadi Hitler berikutnya
karena dengan kebenciannya pada ras lain Stillson punya agenda mengembalikan
kejayaan ras kulit putih di Amerika, dan kampanye itu disukai para calon pemilihnya.
Selanjutnya The Dead Zone dihiasi cerita tentang usaha Johnny membunuh Stillson
untuk mencegahnya menjadi seorang Presiden.
Lihat dulu yuk trailer filmnya...
Antara Greg Stillson dan Donald
Trump punya banyak kesamaan yang membuat gue bertanya-tanya apakah
karakter King murni rekaan atau sebuah ramalan yang dilihatnya pada masa depan –
dalam hal ini masa ini di tahun pemilihan Presiden ini – karena novel The Dead Zone dirilis pada tahun 1979. Kemiripan itu diantaranya:
- Latar Belakang Pengusaha
Seperti
Stillson, kita tahu bahwa Trump adalah pengusaha real estate dan property
sukses di Amerika sebelum dia berhasil membangun personal brandnya sendiri
sebagai seleb-pengusaha lewat reality show The Apprentice. Dan sebagai seorang
salesman, Stillson juga punya banyak pengalaman berhubungan dengan orang
layaknya Trump.
- Datang dari Calon Independen
Sebagai kuda
hitam, tidak ada partai yang mau melirik Stillson yang tidak punya rekam jejak
sebagai politisi. Sehingga Stillson akhirnya nekad datang sebagai calon
Independen yang rupanya disukai publik. Sebelum melaju seperti sekarang Trump
pernah menyatakan memupus harapan sebagai Presiden dan mundur dari Demokrat
yang telah membesarkannya dari 2001-2009. Menarik ucapannya, Trump lalu
menyatakan diri maju dari calon independen sampai Republik merekrutnya.
- Dibenci binatang
Stillson pernah
diserang seekor anjing saat dia menjadi salesman buku. Anjing itu
mengejar-ngejarnya namun Stillson yang brutal berhasil membunuh anjing itu
dengan tendangan bertubi-tubi. Lucunya kita juga tahu bahwa Donald Trump tidak
terlalu akrab dengan binatang. Ingat kejadian konyol waktu dia di foto dengan
burung elang dan burung itu malah menyerangnya Trump? Nah satu lagi hal yang
bikin kamu berpikir apakah karakter King sekedar rekaan atau ramalan.
- Agresif menyerang lawan politik dengan gaya bicara ceplas-ceplos.
Gaya Stillson yang
suka bicara ceplas-ceplos sangat berbeda dengan para politisi yang bicara santun dan cenderung hati namun mengandung makna ganda yang sulit dimengerti ternyata
dicintai publik. Masyarakat kelas menengah bawah juga menyukai bagaimana
Stillson sebagai awam suka menjatukan dan mengejek calon lain yang merupakan rival politiknya.
Lihat bagaimana Trump melakukan hal yang sama dengan kerap menyerang pihak lain
lewat berbagai isu. Yang terbaru adalah soal kesehatan Hillary.
- Kemiripan cara pandang bahwa Kaukasia sebagai ras paling unggul di dunia
Dalam novel
disebut singkat bahwa Stillson sangat mengagumi pemikiran dan konsep KKK bahwa
ras termulia di dunia adalah ras kulit putih sehingga ras lain harus
disingkirkan. Pada kenyataannya kita bisa melihat sendiri bagaimana Donald
Trump berusaha menyingkirkan kaum hispanik dari Amerika dan pernyataan kerasnya
soal Islam untuk dilarang masuk ke negara tersebut.
Mungkinkah Greg Stillson dalam
Dead Zone benar-benar Donald Trump dalam kehidupan nyata di saat ini? Jika itu
mungkin, dan Donald Trump terpilih, mungkin yang dilihat Johnny Smith tentang
masa depan dunia itu akan jadi kenyataan.
Tapi jangan lupa, Greg Stillson
tidak punya lawan berat karena semua rival sudah dia singkirkan dengan trik
kotor, sebaliknya Donald Trump memang menjadi calon terkuat dari Republik namun
sebelum menjadi Hitler berikutnya - bila benar dia terpilih sebagai Presiden USA - karena disana masih ada Hillary Clinton.
Dan jangan lupa Amerika masih
haus mencetak sejarah untuk punya Presiden wanita pertama, setelah sebelumnya
mencetak sejarah mengangkat Barack Obama sebagai presiden kulit hitam pertama
di Amerika. Lalu apa yang terjadi bila Hillary Clinton yang memegang tampuk
kekuasaan? Sejauh ini memang belum pernah tercatat
seorang wanita penguasa yang jadi lalim tapi tetap ada kemungkinan seseorang jadi pelopornya, sekalipun itu Hillary Clinton.
Tidak menutup mata kedua kandidat punya keunggulan juga, Trump punya catatan historis selalu mampu bangkit dari keterpurukan, itu yang dicari Amerika Serikat saat ini ketika ekonomi mereka hancur-hancuran dihajar Cina. Sementara dengan sikapnya yang bisa memaafkan orang yang menyakitinya - seperti kasus dia memaafkan suaminya yang selingkuh dengan Monica Lewinsky - Hillary diyakini bisa menjalin kerjasama yang lebih baik dengan dunia timur.
Siapapun yang terpilih, kita lihat saja bagaimana proses pemilihan itu
berlangsung tanggal 8 November nanti dan semoga ramalan The Dead Zone tidak terjadi bila Trump memenangkan kampanye nantinya...
Kalau menurut kamu, siapa yang akan menang? Hillary Clinton atau Donald Trump? Atau justru 3 kandidat kuda hitam lainnya? Sharing yuk di komen...
Kalau menurut kamu, siapa yang akan menang? Hillary Clinton atau Donald Trump? Atau justru 3 kandidat kuda hitam lainnya? Sharing yuk di komen...
No comments:
Post a Comment