Melanjutkan
referensi berbagai
jenis racun sebagai referensi novel kamu (1), kita bahas lagi daftar racun
yang berbahaya :
3. SIANIDA
Meski punya
sejarah menakutkan sebagai racun mematikan sebenarnya sianida diyakini sebagai
salah satu senyawa yang bertanggungjawab membentuk kehidupan di muka bumi ini. Sianida
merupakan senyawa kimia yang mengandung kelompok siano, dengan atom karbonnya
yang terikat ke atom nitrogen dan dirumuskan dalam ilmu kimia C = N atau CN.
Kelompok CN dapat
ditemui dalam berbagai macam senyawa kimia. Beberapa diantaranya berbentuk gas
seperti hidrogen sianida, sedangkan yang lainnya berbentuk padat, cair, ataupun
kristal seperti potasium sianida atau sodium sianida.
Dalam
kehidupan sehari-hari sianida mudah ditemukan di berbagai macam benda seperti
almond, biji apel, aprikot kemel, asap tembakau, insektisida, pestisida, dan
banyak lainnya. Karena begitu umumnya sianida di sekitar kita sehingga
pembunuhan oleh sianida dapat disalah artikan sebagai kecelakaan domestik atau
kecelakaan rumah tangga akibat tanpa sengaja menelan pestisida.
Bila digunakan
untuk membunuh racun sianida biasanya dioleskan pada pinggir gelas botol minuman
atau disuntikkan ke dalam batu es. Sianida hanya bereaksi sebagai hidrogen sianida bebas, oleh
karena itu kristal-kristal yang akan ditelan harus bertemu dengan air atau asam
lambung sebelum membebaskan asam hidro-sianida.
Bila sudah
menyatu maka proses korosi hanya butuh beberapa detik sebelum menunjukan
reaksinya. Ketika menyatu dengan makanan atau minuman sianida akan merubah
warna makanan menjadi kuning atau hijau dengan bau kacang almond yang khas.
Selain dengan
cara ingesti (ditelan), sianida dapat diserap lewat inhalasi (paru-paru) atau
kulit sebelum didistribusikan ke seluruh tubuh. Karena itu salah satu cara
melihat apakah seseorang terkontaminasi sianida dari tampak luar adalah iritasi,
ada bekas luka seperti terbakar, yang terpapar pada kulitnya.
Sianida
membunuh korbannya dengan cara mencegah sel-sel darah merah dalam proses
penyerapan oksigen dan dikenal pula dengan sebutan proses “Sesak Napas
Internal”. Dapat dibayangkan tersiksanya korban sianida setelah terkontaminasi
racun ini sebab mereka seperti dicekik dan tak bisa bernafas.
Kematian
dapat berlangsung 1-15 menit tergantung dari dosis yang masuk ke dalam tubuh,
dosis fatalnya adalah 1,5 mg/kg berat badan, dan seringkali sangat mengerikan
untuk dilihat karena orang yang keracunan sianida akan memukul-mukul kepala dan
meneteskan air liur dalam upaya mencegah kematian.
Sianida
terkadang masih suka digunakan di pertambangan untuk mengekstraksi emas dan
perak. Karena itu keselamatan kerja para pekerja di pertambangan emas atau
perak sangat rawan karena sianida bisa mempengaruhi kesehatan manusia dan
makluk hidup di sekitarnya.
4. THALLIUM
Thallium
adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang TI dan
nomor atom 81. Ketika terisolasi dalam tanah Thallium menyerupai timah tapi ketika
terekspos ke udara thallium menjadi tidak berwarna.
Ahli kimia bernama
William Crookes dan Claude-Auguste Lamy menemukan thallium secara independen
pada tahun 1861, di residu produksi asam sulfat. Keduanya meneliti Thallium
menggunakan metode baru yang baru dikembangkan berupa spektroskop cahaya dan
mendapati bahwa thalium menghasilkan garis spectrum hijau. Itu sebabnya senyawa
tersebut dinamakan thalium, dalam bahasa Yunani berarti thallos atau ranting
hijau.
Thallium
memiliki ciri-ciri larut dalam air, tidak berwarna, dan tidak berbau. Punya
sifat sangat beracun sehingga harus ditangani dengan hati-hati. Keracunan
Thalium bisa terjadi lewat pernafasan, penyerapan kulit, menelan, bahkan kontak
mata. Dosis aman terpapar Thallium di kulit adalah 0,1 mg/m3 melalui hari kerja
8 jam tapi bila melebihi 15 mg/m3 Thallium berbahaya bagi kesehatan. Sementara
paparan terhirup tidak boleh melebihi 0,1 mg/m3 dalam 8 jam berat rata-rata.
Senyawa ini adalah
jenis racun yang harus diwaspadai sebab setelah ditambahkan ke dalam makanan
atau minuman tidak dapat dideteksi karena tidak berbau, tidak merubah warna
makanan atau minuman, atau merubah rasanya. Kerjanya paling efektif ketika
masuk ke tubuh melalui lidah, jadi zat itu bisa ditambahkan lewat air, teh,
kopi, sayuran, buah-buahan, bahkan obat.
Bila sudah
masuk ke dalam tubuh seseorang racun tersebut sangat efektif sehingga tidak ada
obat penawar yang bisa menghentikan efeknya apalagi bila kadar dosis mematikan
sudah berada dalam tubuh selama lima jam.
Substansi ini
akan segera merusak berbagai organ mulai dari paru, ginjal, dan otak. Beberapa
efek khas keracunan talium adalah rambut rontok, meski kehilangan rambut
umumnya terjadi pada dosis rendah, dan kerusakan saraf perifer (korban
ibaratnya mengalami sensasi berjalan di atas bara panas).
Thallium
pernah menjadi senjata pembunuh yang efektif sebelum efeknya dipahami dan
ditemukan penangkalnya berupa Prusia biru, yang merupakan bahan pertukaran ion
yang solid, yang menyerap talium. Dengan takaran Prusia biru hingga 20 g per
hari yang diberikan lewat makan melalui mulut kepada orang, senyawa Thalium
dinetralisir lewat sistem pencernaan dan keluar dalam bentuk tinja. Pada tahap
selanjutnya, pengobatan racun itu menambahkan kalium untuk memobilisasi senyawa
tersebut dari jaringan.
Saat ini
Thallium digunakan sebagai salah satu bahan racun tikus dan racun semut, juga detektor
inframerah. Selain itu sumber utama Thallium berasal dari polutan buatan
manusia seperti emisi gas dari pabrik semen, pembakaran pembangkit listrik batu
bara, dan selokan logam dari operasi pengolahan bijih tembaga.
No comments:
Post a Comment