Melanjutkan
referensi Berbagai Jenis Racun Sebagai Referensi Novel Kamu (2), berikut ini adalah daftar
racun yang berbahaya :
5. TETRODOTOXIN
Dikenal juga dengan nama Tetrodox dan umum disebut TTX. Berasal dari Tentraodontiformes, dari binatang semacam ikan puffer (ikan buntal), porcupinefish, mola-mola luat, dan triggerfish serta beberapa spesies lain yang membawa racun. Dua makluk laut yang mendominasi produksi zat ini adalah gurita cincin biru dan ikan puffer (ikan buntal).
Gurita adalah yang paling berbahaya, saat menyuntikkan racunnya hewan ini mampu membunuh 26 orang pria dewasa dalam beberapa menit. Gigitannya sendiri tidak menyakitkan sehingga korbannya baru menyadari bahwa diri mereka digigit ketika mengalami kelumpuhan. Sementara ikan puffer hanya berbahaya bila anda ingin memakannya, namun bila diolah dengan baik maka racun itu akan keluar dengan sendirinya dan satu-satunya yang tersisa yang dapat membunuh anda adalah adrenalin.
TTX sudah
dikenal lama oleh bangsa timur terutama di Asia Tenggara dan India. Namun kasus
pertama yang melibatkan budaya barat adalah keracunan yang dialami awak Kapten
James Cook pada 7 September 1774. Pada tanggal itu kokinya mencatat bahwa dia
memasak sejumlah ikan tropis dan memberikannya sebagai makanan para kru
sementara sisa-sisanya yang tertinggal dia buang ke kandang babi.
Malamnya para
awak mengalami mati rasa dan sesak nafas sementara babi-babi ditemukan tewas
keesokan harinya. Untungnya kru kapal selamat sebab mereka hanya terkena dosis
ringan Tetrodotoxin sementara babi-babi memakan bagian tubuh ikan buntal yang
mengandung sebagian besar toksin. Bagian yang paling beracun adalah hati dan
telur ikan tersebut.
Toksin ini
pertama kali diisolasi dan diberi nama pada tahun 1909 oleh ilmuwan Jepang, Dr.
Yoshizumi Tahara, yang kemudian dipelajari dan dikembangkan oleh militer Jepang
sebagai senjata biologis dengan melakukan eksperimen kepada subyek manusia pada
tahun 1930.
TTX sangat
beracun, sebagai perbandingan dengan racun tikus lainnya, dosis mematikan
(LD50) kalium sianida untuk tikus adalah 8,5 mg/kg sementara TTX hanya butuh
dosis 334 μg/kg, jadi lebih berbahaya daripada sianida.
Akan lebih berbahaya
bila disuntikkan karena jumlah yang dibutuhkan untuk membunuh tikus hanya 8 μg/kg. Racun dapat
memasuki tubuh korban dengan cara dikonsumsi, injeksi, inhalasi, atau kulit
yang terkelupas.
Cara kerja
TTX adalah dengan menghambat penembakan potensial aksi saraf dengan mengikat
saluran sodium tegangan pada membrane sel syaraf dan memblokir bagian dari ion
natrium dalam sel saraf, akibatnya korban mengalami sakit kepala, kelesuan,
tremor, kelumpuhan, mual, muntah, diare. Dalam dosis yang mematikan terjadi
gagal pernafasan sebelum akhirnya koma.
6. STRYCHNINE
Merupakan alkaloid yang berasal dari tumbuhan Strychnos nux-vomica yang merupakan sepupu jahat dari zat memabukan macam kafein, nikotin, kokain, dan theobromine. Alkaloid kaya akan nitrogen, bahan dasar dari tanaman yang terpompa ke diri mereka sendiri dan tidak untuk dimakan.
Namun manusia kemudian tergila-gila dengan zat
tersebut dan membudidayakannya sebagai tanaman untuk dikonsumsi sehingga
memberikan sebuah kompensasi evolusi.
Tanaman ini
mendapat nama ilmiah “Strychnos" berkat buah pikiran ilmuwan bernama Carl
Linnaeus, yang diklasifikasikan kembali pada tahun 1753. Namun sesungguhnya
jauh sebelum itu orang India sudah lebih dulu mengenal tanaman strychnos dan
bermigrasi ke Eropa saat terjadi penjelajahan dunia oleh orang Inggris dimana pada waktu itu tanaman tersebut digunakan untuk membunuh tikus-tikus yang banyak
berkeliaran di dalam kapal. Sementara zat Strychnine pertama kali ditemukan
oleh kimiawan Perancis Joseph Bienaimé Caventou dan Pierre-Joseph Pelletier
pada tahun 1818 dalam kacang Saint-Ignatius
Di akhir abad
19 Strychnine populer sebagai peningkat atletik kinerja dan stimulan rekreasi
karena efek meingkatkan performa tubuh yang mirip dengan kopi. Bahkan efek itu
dijelaskan dengan baik sekali dalam karakter novel H.G Wells berjudul Invisible
Man. Walau begitu ada beberapa kasus dimana Strychnine pernah membunuh orang
tanpa sengaja, yakni pada tahun 1892, saat penulis bernama Henry Randolph
membeli Strychnine untuk meracuni kucing.
Randolph menaruhnya di dalam laci di meja
samping tempat tidurnya. Suatu malam Randolph terbangun dan memutuskan untuk
mengambil dosis kina, alkaloid pahit lain yang dijual dalam bentuk bubuk.
Meraba-raba dalam gelap, dia bercampur tonik dan membawanya. Ia meninggal tiga
setengah jam kemudian. Kesamaan antara kina dan strychnine tidak luput dari
perhatian.
Keracunan
bisa terjadi bila zat tersebut masuk ke tubuh lewat injeksi, inhalasi, atau
tertelan. Saat masuk ke tubuh Strychnine memiliki rasa yang amat pahit,
menyerupai sesuatu rasa yang mirip rasa logam. Berbentuk kristal transparan
atau bubuk Kristal berwarna putih, Strychnine tidak punya warna khusus atau
biasanya tak berwarna dan juga tidak memiliki bau khas.
Cara kerja
racun ini adalah dengan menyerang sistem saraf pusat yang menyebabkan reaksi
reflex yang berlebihan pada korbannya. Gejala pertama yang muncul secara umum
adalah kejang otot, selama kejang ini terjadi dilatasi abnormal, penonjolan
mata, gerakan mata yang terus menerus tanpa disengaja, denyut jantung menjadi
cepat, spasme otot-otot wajah, kejang dramatis pada otot punggung sehingga
menyebabkan tubuh melengkung dari bagian belakang dan leher, selebihnya bisa
juga mual dan muntah.
Keracunan Strychnine |
BERSAMBUNG KE BERBAGAI JENISRACUN SEBAGAI REFERENSI NOVEL KAMU (4)
No comments:
Post a Comment