Disutradarai oleh: Oleg
Stepchenko
Dibintangi oleh: Jason
Flemyng, Andrey Smolyakov, Agnia Ditkovskite
Produksi: Ankor Film dan
Marine Group Entertainment
Gue senang waktu mendapat
email dari pembaca blog Freaknco, Yuri Mischa, yang minta gue bikin review
tentang film horor Rusia dan dia memberi saya beberapa contoh film, yang
sayangnya sulit buat diikuti karena kendala bahasa. Jadi gue perlu waktu
mencari terjemahannya dari bahasa Rusia dan setelah berhasil mendapatkan satu, dengan
senang hati membagikan review VIY (Forbidden Kingdom), yang meski masih
tergagap untuk memahami keseluruhan ceritanya dengan utuh…tapi gue coba aja ya…
Jujur saja, film ini asing
bagi kebanyakan orang, terutama mereka yang tinggal di belahan belakang bumi
dari negara Rusia seperti kita, dan gue mungkin nggak akan pernah mendengar
film ini kalau Yuri tidak member tantangan. Jadi gue terheran-heran waktu tahu
bahwa VIY adalah mitos dari Slavia timur, asal yang dekat dengan darimana mitos
Dracula muncul. Dan film ini diangkat berdasarkan cerita pendek yang ditulis penulis
legendaris Nikolai Gogol pada tahun 1835 yang telah diadaptasi sebelumnya ke
film pada tahun 1967 di Uni Soviet.
Apa Viy itu dan siapakah
Nikolai Gogol, gue akan mendaftarkannya sebagai bahan tulis di artikel blog
berikutnya tapi kali ini akan focus dulu ke filmnya, yang harus gue tonton lagi
dan lagi dan lagi…hanya untuk bisa menangkap seluruh jalan ceritanya…
Dimulai dengan kehidupan
masyarakat di sebuah desa kecil dekat Transylvania yang hidup di bawah keyakinan
mereka tentang makhluk mistis yang suka mengorbankan perawan dan bagaimana
mereka mampu mengendalikan kekuatan gelap itu dengan apa yang mereka miliki.
Makluk yang, gue sebut aja, “Tanduk Akar” muncul dari danau dan membuat dua
gadis, Panochka berada dalam keadaan nyaris mati dan Natusya yang kehilangan
kewarasannya.
Di bagian awalnya saja gue
sudah dibuat terpesona dengan efek 3D yang mereka produksi pada gambarnya.
Orang-orang Rusia ini benar-benar tahu apa yang mereka lakukan dan bagaimana
membuat film dengan gambar yang bagus…rasanya tidak ada bedanya dengan melihat
film Hollywood…
Pastur Paisiy, imam di desa
itu, meminta agar upacara pemakaman bagi Panochka dibuat namun ayah sang gadis,
Pan Sotnik, menolak dan sesuai permintaan anak gadisnya dia memanggil imam lain
bernama Horma Brutus untuk mendoakan putrinya selama 3 hari 3 malam agar jiwa
gadis itu dilepaskan dari setan yang merasukinya.
Pan Sotnik membawa putrinya ke
gereja miliknya di bukit tertinggi di desa itu dan memerintahkan Horma untuk mengusir
setan itu. Horma tidak punya pilihan lain selain melakukan upacara pengusiran
setan dan berdoa untuk Panochka sesuai yang diperintah sang pemimpin desa.
Sementara itu, di tempat lain
ada seorang ilmuwan muda, kartografer dari Inggris, bernama Jonathan Green yang
tengah melakukan perjalanan dari Eropa ke timur. Kisah Jonathan Hijau dimulai
ketika dia tertangkap oleh seorang pria terhormat bernama Dudley di tempat
tidur putri Dudley. Pria itu marah besar dan mengejar Green ke kerata yang
akhirnya membawa Green mengawali perjalanannya.
Nah, bagian ini menurut gue
sebenarnya nggak perlu-perlu amat ditampilkan. Rasanya akan jauh lebih oke
kalau dimulai saja dari perjalanan Green sendiri sementara bagaimana dia
ketahuan oleh Dudley dijadikan snapshot sebagai flashback ketika dia tengah
membuat jurnal dari perjalanannya.
Balik ke desa, Pastur Paisiy
melakukan semua yang dia bisa untuk melindungi penduduk desa dari kekuatan
gelap dengan melakukan upacara Kristen yang berakhir dengan kehadiran roh-roh
jahat di sekitar mereka karena seperti yang kita lihat pada adegan sebelumnya sang
pastur adalah seorang busuk yang mencuri koin emas yang seharusnya menjadi bagian
Horma dari Sotnik.
Jonathan Green menemukan
dirinya di sebuah desa kecil setelah dia tersesat di jalan buntu sebuah hutan
saat tengah melewati Transylvania dan menyeberangi Pegunungan Carpathia. Tidak
ada sebab lain yang mengarahkannya kesana selain kesempatan, kabut tebal, dan
yang paling parah adalah sekumpulan serigala yang mengejarnya saat dia
menyusuri kegelapan hutan di tempat terkutuk tersebut.
Para penduduk desa yang ingin
tahu lebih banyak tentang pria asing ini, Jonathan Green dari Inggris, akhirnya
mengundangnya makan malam dan berbagi keyakinan naïf mereka kepadanya bagaimana
mereka bisa mengendalikan kekuatan jahat tanpa menyadari bahwa iblis sebenarnya
sudah bersarang dalam jiwa mereka dan menunggu kesempatan untuk keluar di
tengah-tengah acara makan malam tersebut. Sang ilmuwan muda Green yang tidak
percaya pada takhayul, hanya fakta dan ilmu pengetahuan, harus menghadapi saat
di mana penduduk desa berubah jadi monster di depan matanya sendiri.
Pada bagian ini gue kembali
dibikin terpana bagaimana transformasi manusia ke monster bisa digambarkan
begitu jelas dan detil. Ada lima makluk yang berbeda satu sama lain dan bentuk
mereka yang menyeramkan, sulit dipercaya, menakjubkan sama sekali tidak bisa
menimbulkan tawa seperti yang biasa terjadi kalau gue melihat bentuk monster
yang jelek dan aneh dari film-film kacangan.
Monster-monster itu sangat
diluar imajinasi dan kamu harus melihatnya sendiri, yang muncul sebagai
manifestasi dari munculnya kekuatan Viy di saat bersamaan pada adegan
berikutnya di gereja bersama Horma Brutus. Sayangnya adegan ini berakhir begitu
saja tanpa memberi efek apapun kepada Jonathan Green kecuali bahwa dia
mengalami momen abnormal…
Sang ilmuwan muda itu tidak
merasakan ketakutan apapun dengan munculnya makluk-makluk itu, dia hanya bangun
keesokan harinya tanpa ekspresi trauma akan malam yang seharusnya menjadi malam
menakutkan sebelumnya. Jadi menurut gue, adegan transformasi monster itu juga
tidak perlu banget buat dimasukan ke dalam film ini, sama seperti adegan dimana
Green tertangkap di tempat tidur oleh Dudley.
Horma Brutus menghadapi iblis
sendirian ketika Panochka bangkit dari kematian jelas dan mulai menerornya
dengan kekuatan VIY, dewa kuno, yang hidup di bawah bumi, dan saat di mana Sang
Tuan Tanduk Akar mengendalikan terornya.
Gue suka bagian terakhir di
mana karakternya berusaha mendoktrin kita dengan kutipan, "Tuhan tidak
bisa mengambil hidup Anda, tetapi aku (manusia) bisa", terutama dilakukan
oleh Bapa Paisiy yang menjadi dalang di balik semua peristiwa aneh, dan
menunjukkan bahwa doktrin itu salah dengan adanya adegan salib di langit-langit
gereja yang jatuh dan menimpa sang imam hingga tewas.
Tapi menurut gue seharusnya film ini bisa mengambil plot lain untuk menunjukkan kebanggaan sebagai orang Rusia. Kalau mereka bisa membuat efek 3D yang mengagumkan pada film ini, mereka sebenarnya nggak perlu pemuda Inggris buat menyelesaikan masalah di desanya, bukan bermaksud mengatakan orang Inggris buruk, tapi mereka seharusnya bisa memilih karakter Rusia sendiri, yang lebih mewakili orang local.
Anggapan bahwa orang Rusia di
jaman itu lebih percaya takhayul daripada hal ilmiah sebenarnya tidak tepat
juga karena di jaman itu mereka punya ilmuwan muda seperti Michael Lomonosov,
Ivan Pavlov, atau Dmitri Mendeleev…mereka ini pasti termasuk golongan manusia
yang tidak akan percaya hal-hal supranatural dengan mudah.
Penggambaran bagaimana
orang-orang Rusia begitu Kristen di abad ke-18 termasuk yang mengejutkan gue
karena setahu gue Rusia itu salah satu negara yang anti-agama sejak era
komunis. Ternyata paham Kristen pernah benar-benar hidup disana dan menjadi
sesuatu yang lekat bagi orang-orang disana dimana mereka menggunakan keyakinan
itu untuk melawan kekuatan gelap dari desanya, sesuatu yang jelas juga
ditunjukkan di bagian ahir ketika akhirnya adegan salib yang jatuh memenangkan
pemahaman yang salah di adegan-adegan akhir.
Kalau anda mencari film dengan
cerita yang bagus film ini sebenarnya tidak memberikan itu. Ceritanya agak
terputus-putus satu sama lain dan seperti yang gue bilang sebelumnya gue harus
menontonnya beberapa kali sebelum dapat memahami jalan ceritanya, belum lagi
kendala masalah bahasa yang menjadikan itu agak lama dilakukan.
Tetap saja gue belum
mendapatkan keseluruhan ide kemana ceritanya mengarah selain bahwa itu mengambil latar belakang mitos Rusia yang sebenarnya hanya melekat namun tidak
mengambil bagian utama dari ceritanya. Namun kejutannya adalah efek 3D dan
pendekatan sudut-sudut gambar yang mirip dengan yang dilakukan sineas
Hollywood.
Dari pemilihan waktu dan
lokasinya film ini mungkin menyerupai Sleepy Hollow tapi film ini tidak bisa
digolongkan dalam seperti film horror tersebut karena jauh dari apa yang
diharapkan sebagai film horror yang baik.
Ketika menontonnya gue
mengalami pengalaman yang sama seperti ketika nonton Dracula Untold. Viy
(Forbidden Kingdom) lebih tepat digolongkan dalam cerita Dark Fantasy karena
ketika menonton film tipe ini yang dimainkan olehnya adalah imajinasi terliar gue,
bukannya rasa takut gue…
No comments:
Post a Comment