#ILOVEBEINGKAFIR
(Kaum Anti Fanatisme, Intoleransi, dan
Rasisme)
Buat pengamat film horor tentunya
memahami makin besar monster yang bikin teror maka skala kerusakaan yang
ditimbulkannya makin luas.
Ketakutan dan kerusakan yang ditimbulkan Freddy
Krueger pasti tidak sebesar yang ditimbulkan buaya raksasa di Lake Placid,
begitu pula yang ditimbulkan si buaya Lake Placid dibandingkan teror Godzila
yang mengamuk di jantung kota New York.
Sama halnya dengan zombie di Resident Evil, tingkat kerusakan yang
mereka lakukan ketika sendirian di dalam laboratorium dan dikejar-kejar oleh si
cantik Mila Jovovich buat dihancurkan tentunya berbeda ketika mereka berhasil
meloloskan diri dari lab dan menjangkiti semua orang. Zombie dalam jumlah besar
otomatis mengubah sebuah kota menjadi kota mati.
Tapi belum tentu juga kelompok
dalam jumlah kecil tidak mampu membuat kerusakan seperti halnya yang dilakukan
kelompok besar, pun mengubah tatanan yang sudah ada selama ini. Bila
membicarakan kelompok minoritas yang paling ditakuti karena mampu melakukan
perubahan tatanan itu hingga membuat mereka diburu kelompok besar lainnya, gue
jadi ingat novel trilogy Divergent.
Di masa paska perang dunia ke 3,
manusia membangun kembali koloninya untuk bertahan dari kemusnahan masal dan
pada saat itu manusia terbagi ke dalam lima kelompok besar, CANDOR (Kejujuran
dan Keadilan), DAUNTLESS (Pemberani dan Petarung), AMITY (Damai dan Ketenangan),
ERUDITE (Cerdas dan Logis), ABNEGATION (Penolong dan Bijaksana).
Ternyata dari kelima kelompok
besar itu muncul dua kelompok lain yang berbeda dengan mereka, dua kelompok ini
merupakan minoritas karena jumlah mereka tidak sebesar pengikut kelima fraksi
besar di atas. Kelompok pertama adalah FACTIONLESS, manusia yang tergabung
dalam kelompok ini merupakan manusia yang gagal beradaptasi untuk hidup sesuai
gaya hidup kelompoknya sehingga terbuang dari komunitas awalnya.
Sedangkan kelompok minoritas
kedua adalah mereka yang disebut DIVERGENT, yaitu mereka yang memiliki seluruh
sifat yang ada di kelima fraksi itu sehingga mereka dapat masuk ke setiap
kelompok atas kehendak sendiri, dan bukan tergantung dari mekanisme teknologi
yang mengelompokkan mereka selama ini.
Kemampuan menentukan sesuatu atas
kehendak sendiri ini yang dianggap berbahaya karena menjadi pemicu perang dunia
ke-3 dan harus dimusnahkan. Kelompok kecil ini akhirnya diburu dan dicoba
dimusnahkan oleh fraksi besar ERUDITE dan DAUNTLESS yang merasa
bertanggungjawab untuk menjaga tatanan yang sudah mapan.
Kaum Divergent |
Padahal sebenarnya
mereka yang tergabung dalam DIVERGENT merupakan kunci masa depan manusia. Dan
terbukti, para DIVERGENT inilah yang memporak-porandakan tatanan lama dan
mengubahnya dengan yang baru dimana semua fraksi akhirnya harus lebih bekerja
sama dan saling menghormati.
Jadi, menjadi kelompok minoritas
tidak selalu menjadi yang terlemah bukan? Sepertinya ini sama halnya yang
dialami oleh para jari yang ribut soal siapa yang terhebat diantara mereka, dengarin
yuk perbincangan jari-jari tangan yang lucu ini :
JEMPOL :
“Tidak ada yang lebih hebat dari aku.”
JARI MANIS : “Apa yang membuatmu merasa hebat?”
JEMPOL : “Lihat tubuhku, besar dan kuat, aku
bisa
menanggung beban lebih banyak dari saudaraku
yang lain. Aku jelas yang terhebat.”
JARI MANIS : “Salah, akulah yang terhebat.”
JARI TENGAH : “Apa yang bikin kamu merasa lebih hebat?”
JARI MANIS : “Aku diberi posisi terhormat oleh tuanku. Lihat
dimana dia
menaruh cincin kawin berliannya
yang sepuluh karat?”
JARI TENGAH : “Kalau bicara soal posisi tentunya aku
yang
paling hebat.”
TELUNJUK : “Lalu apa yang bikin kamu merasa hebat?”
JARI TENGAH : “Sudah jelas dong, kalau jempol
mengandalkan
bentuk tubuh dan jari tengah bicara soal posisi,
dengan bentuk tubuhku yang
jangkung ini aku
jelas lebih hebat dari kalian semua.”
TELUNJUK : “Oke, oke…kalau kalian semua merasa yang
paling hebat,
tentunya aku yang paling hebat.”
JEMPOL : “Hah! Apa yang bikin kamu
hebat?”
TELUNJUK : “Tubuhku mungkin tidak menonjol seperti jari
tengah atau
jempol, juga tidak diberi tempat
terhormat seperti jari manis oleh
tuanku. Tapi
aku bisa memberi perintah kepada orang-orang.
Aku seorang
pemimpin, karena itu aku paling
hebat.”
Mendengar itu sedih hati si Kelingking karena dia sadar tubuhnya kecil dan lemah, pun dirinya tidak diberi
posisi terhormat yang diberikan oleh sang majikan.
KELINGKING : “Kalau begitu bagaimana kalau kita pergi kepada
Tuhan untuk
menanyakan siapa yang terhebat?”
JARI-JARI LAIN : “SETUJU!!!”
Ketika mereka berada dalam posisi
berdoa si Jempol, Jari Telunjuk, Jari Tengah, dan Jari Manis baru menyadari
kalau Kelingking selama ini berdiri paling dekat dengan Tuhan, mewakili mereka
semua.
No comments:
Post a Comment