#ILOVEBEINGKAFIR
(Kaum Anti Fanatisme, Intoleransi, dan Rasisme)
Dalam lagunya yang terkenal
Imagine, John Lenon mendendangkan syair,
Imagine there’s no countries,
it isn’t hard to do
Nothing to kill or die for
it isn’t hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too…
Imagine all the
people
living life in peace
living life in peace
Mimpi sang maestro adalah tinggal
di sebuah dunia yang damai dimana manusia saling mencintai tanpa ada batasan atau
pengkotakkan yang dibuat oleh manusia sendiri seperti negara, yang didasari
oleh kebersamaan komunitas yang tinggal di suatu teritori dan geografi yang
sama, dimana pembagian wilayah yang tidak adil atau kerakusan dari salah satu
komunitas untuk melebarkan wilayahnya ke daerah tetangga atau bahkan keinginan memiliki
yang akhirnya menimbulkan perang dan pertumpahan darah.
Dalam syair Imagine pun
diselipkan agama sebagai bentuk pengkotakkan lainnya yang membuat manusia
bermusuhan satu sama lain. Kesadaran untuk memilih apa yang diyakini tentang
hubungan kita kepada Sang Penguasa Tunggal Kehidupan tanpa sadar juga membentuk
komunitas yang hampir mirip dengan apa
yang dibentuk oleh kesamaan wilayah atau geografis.
Masalahnya negara dan agama
terbentuk dari kebutuhan dasar manusia yang tak bisa dielakkan, negara terbentuk
dari kebutuhan dasar manusia sebagai makluk sosial, hidup berkelompok dan
membutuhkan manusia lain, sementara agama terbentuk dari kebutuhan dasar
manusia sebagai makluk yang religius, mengisi relung hati yang kosong, yang
bahkan bagi mereka yang Atheis pun perlu mengisinya dengan sesuatu.
Pertanyaannya, apa benar yang
namanya negara dan agama menjadi pemecah belah gara-gara manusia jadi
terbungkus dalam pengkotakkan seperti yang disebutkan dalam lagu John Lennon?
Dalam kenyataannya baik negara
atau agama merupakan konsep yang harus dihidupi dan dihidupkan oleh manusia itu
sendiri karena tanpa konsep itu pun ada begitu banyak bentuk dasar di bumi ini
yang nyatanya diciptakan berbeda oleh Sang Penguasa Tunggal Kehidupan, sebut
saja macam cuaca (cuaca panas dan cuaca dingin), musim (kemarau dan penghujan),
jenis kelamin (pria dan wanita), warna kulit (hitam, coklat, sawo matang,
putih).
Secara hayatinya perbedaan
diciptakan oleh Sang Penguasa Tunggal Kehidupan mungkin dengan maksud supaya
manusia sebagai ciptaanNya adalah buat saling melengkapi bukannya hidup dalam
kotak-kotak secara ekslusif (ini hanya
dugaan penulis saja yang sok tahu ingin meraba pemikiran Allah yang Maha
Luas), ibarat jari tangan yang tercipta ada lima buah dengan bentuk yang
tidak sama, masing-masing punya kegunaan yang berbeda, tapi dalam kerangka
melengkapi.
Dengarin yuk perbincangan
jari-jari tangan yang lucu ini :
Telunjuk : "Sebenarnya kalau dipikir-pikir kita itu nggak
memerlukan Jempol dalam kelompok kita."
Kelingking : "Kok tiba-tiba kamu ngomong begitu?"
Jari Manis : "Memangnya kamu nggak lihat, dia paling aneh
dibandingkan kita semua."
Kelingking : "Aneh bagaimana?"
Telunjuk : "Coba kamu perhatikan deh, kita itu kompak. Ketika
kita berempat berdiri tegak kita menghadap ke arah
yang sama, kan? Tapi coba lihat kemana si jempol
menghadap?"
Jari Tengah : "Kamu benar! Nggak heran dia selalu berbeda
pendapat dengan kita."
Telunjuk : "Bukan hanya beda pendapat, dia juga pengecut!"
Kelingking : "Pengecut bagaimana?"
Telunjuk : "Ketika majikan kita mengepalkan tangan untuk
meninju, perhatikan dimana si jempol berada? Kita
semua berdiri paling depan membela majikan kita dari
orang jahat yang menyerangnya, sementara dia malah
ngumpet di belakang kita semua."
Jari Tengah : "Kamu benar, aku baru menyadarinya sekarang, dia
selama ini nggak pernah mau bertempur bareng kita."
Jari Manis : "Makanya aku setuju dengan telunjuk, kita nggak perlu
bersama-sama dengan dia, deh! Bagaimana kalau kita
usul kepada majikan supaya dia disingkirkan saja?"
Jempol sedih mendengar itu,
Jempol : "Baiklah, kalian pasti bisa mendapat keinginan itu karena
jumlah kalian memenuhi quorum demokrasi. Tapi sebelum
itu boleh aku mengutarakan keinginan terakhir?"
Jari Tengah : "Apa itu?"
Jempol : "Majikan kita dapat peran di film barunya untuk bermain
gitar. Boleh aku jadi pendukung kalian di belakang gitar?
Aku tidak bisa membayangkan kalian menari-nari di
atas fret gitar menghasilkan nada-nada indah tanpa ada
diriku berdiri di belakang sana."
Telunjuk : "Sebenarnya kalau dipikir-pikir kita itu nggak
memerlukan Jempol dalam kelompok kita."
Kelingking : "Kok tiba-tiba kamu ngomong begitu?"
Jari Manis : "Memangnya kamu nggak lihat, dia paling aneh
dibandingkan kita semua."
Kelingking : "Aneh bagaimana?"
Telunjuk : "Coba kamu perhatikan deh, kita itu kompak. Ketika
kita berempat berdiri tegak kita menghadap ke arah
yang sama, kan? Tapi coba lihat kemana si jempol
menghadap?"
pendapat dengan kita."
Telunjuk : "Bukan hanya beda pendapat, dia juga pengecut!"
Kelingking : "Pengecut bagaimana?"
Telunjuk : "Ketika majikan kita mengepalkan tangan untuk
meninju, perhatikan dimana si jempol berada? Kita
semua berdiri paling depan membela majikan kita dari
orang jahat yang menyerangnya, sementara dia malah
ngumpet di belakang kita semua."
Jari Tengah : "Kamu benar, aku baru menyadarinya sekarang, dia
selama ini nggak pernah mau bertempur bareng kita."
Jari Manis : "Makanya aku setuju dengan telunjuk, kita nggak perlu
bersama-sama dengan dia, deh! Bagaimana kalau kita
usul kepada majikan supaya dia disingkirkan saja?"
Jempol sedih mendengar itu,
Jempol : "Baiklah, kalian pasti bisa mendapat keinginan itu karena
jumlah kalian memenuhi quorum demokrasi. Tapi sebelum
itu boleh aku mengutarakan keinginan terakhir?"
Jari Tengah : "Apa itu?"
Jempol : "Majikan kita dapat peran di film barunya untuk bermain
gitar. Boleh aku jadi pendukung kalian di belakang gitar?
Aku tidak bisa membayangkan kalian menari-nari di
atas fret gitar menghasilkan nada-nada indah tanpa ada
diriku berdiri di belakang sana."
No comments:
Post a Comment