Monday, August 15, 2016

HINDARI YUK BIKIN FILM HORROR CUPU

Membuat film horror yang bagus bakal lebih sukar beberapa dekade ke depan. Tema-tema yang biasa, plot twist yang tipis, dan efek seram yang jadi andalan mungkin harus lebih dibuat kreatif lagi.


Level penonton horror sudah tidak sama dengan era ketika Alfred Hitchcock memulai animo film horror atau ketika Bram Stoker menciptakan makluk mengerikan bernama Vampir dimana orang jadi ngeri melihat efek pria berubah menjadi monster dengan gigi taring yang mencuat saat hendak menghisap darah.

Karena itu berikut beberapa tips bagi pembuat film horror tanah air atau yang hendak memulai karirnya sebagai sutradara film horror agar tidak terjebak dengan klise atau cerita yang gampang tertebak :

  1. Muncul di toilet
Hantu yang muncul di toilet
Sering sekali hantu ada di dalam toilet, bahkan Harry Potter pun sampai memunculkan sosok hantu di toilet dalam karakter Moaning Myrtle. 

Kenapa hantu sering muncul di tempat yang satu itu, alasannya ada dua karena hantu senang tempat yang lembab dan gelap dan toilet punya dua hal itu, jadi jangan heran banyak film horror menampilkan adegan hantu muncul di kamar mandi, bahkan membuat film tersendiri soal hantu di kamar mandi seperti film “Hantu Kamar Mandi Sekolah” (2014).

Gue akui, kamar mandi memang pemandangan laris di film horror, sebut aja The Covenant, What Lies Beneath, Sorority Rows, Slither, Nightmare on Elmstreet, Bride of Chucky, Shivers, Jessabelle, Suster Keramas, Paku Kuntilanak, atau Air Terjun Pengantin dan masih banyak sederet lain yang nggak mau gue tulis disini karena akan menghabiskan space tulisan di blog ini.

Kolam renang penuh tengkorak di Poltergeist
Oke, kamar mandi memang seram, guys, tapi ayolah…masa kalian tidak bisa menemukan ruangan lain yang tidak kalah seramnya di sebuah rumah? 

Gue sangat menghargai apa yang dibuat Conjuring dan Poltergeist (2015) yang membuat lemari pakaian menjadi sesuatu yang seram dengan menambahkan tangan yang tiba-tiba muncul dan bertepuk tangan atau mengetuk balik. 

The Grudge 2 juga menambahkan itu dengan membuat hantu anak kecil yang terkurung dalam lemari. Kalau tiba-tiba kita mendapati kolam renang kita terbuka dan tahu-tahu ada banyak tengkorak berserakan di dalamnya itu juga seram kok seperti yang ada di Poltergeist versi lawas.

  1. Rumah baru ada setannya
Banyak banget film horror yang melibatkan rumah hantu, sebut aja macam The Grudge, Amityville Horror, Conjuring, dan Poltergeist, Rumah Kentang, atau Rumah Gurita

Selalu saja tokoh utama ‘dipaksa’ pindah rumah karena mendapatkannya dengan harga murah dan mereka nggak percaya pada pertamanya kalau rumah baru yang mereka beli itu ada penghuninya. Giliran sudah menempati nyesel dan nuntut agennya buat balikin duit.

Horror memang nggak bisa jauh-jauh dari rumah angker sebab itu tema yang paling gampang dan nyata banget di sekeliling kita. Gue sendiri pernah merasakan hidup sembilan tahun di rumah kolonial yang ada hantunya, jadi langsung bisa merasakan bagaimana atmosfernya. 

Cuma karena sudah banyak film horror tentang rumah hantu sebaiknya dibangun cerita yang nggak biasa buat menceritakan soal rumah hantu.

Mengintip hantu lewat kaca ouija
Contohnya Ouija, sebenarnya fiim itu menceritakan bahwa rumah yang ditempati berhantu, cuma tokohnya baru tahu setelah memainkan Ouija dan menemukan bahwa dia dibunuh dan dihantui oleh pemilik lama yang mati di rumah itu sebelum sejarahnya terbuka.

  1. Dendam Yang Tidak Kesampaian
Orang yang mati dibunuh lalu rohnya gentayangan karena penasaran buat menuntut balas. Buat film horror Indonesia tema ini menjamur banget sejak Suzanna melejitkan film Sundel Bolong di tahun 1981, hal yang sama beberapa kali juga dilakukan Hollywood dengan I Know What You Did Last Summer atau Ghost Story.

Hantu wanita di What Lies Beneath
Tidak ada yang salah sebenarnya dengan hantu yang membalas dendam tak kesampaian, namun menceritakannya dengan gaya linear sudah bukan eranya, apalagi kalau tiap adegan dilihat dari sudut pandang sang hantu.

Mungkin perlu dibuat cara yang lebih twisting lagi atau dibuat dengan alur yang lebih memutar sebelum sampai pada tujuannya.

Dua film keren sudah membuat hal ini, Gothika dan What Lies Beneath. Tema keduanya mirip yakni dari sisi istri yang tidak tahu apa-apa tetapi kemudian dihantui sosok wanita misterius yang ternyata hantu dari wanita simpanan suaminya yang ingin menuntut balas gara-gara dibunuh oleh suami mereka.

Halle Berry dan Michelle Pfeifer berperan oke banget pada masing-masing film. Tapi gue memilih Halle Berry karena aktingnya ciamik, dia nggak takut tampil berekspresi sejelek mungkin sebagai dokter psikiater yang dianggap dan diperlakukan bak orang gila di rumah sakit jiwa tempat dia bekerja.

  1. Berpencar atau terpisah dari kerumunan
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Semboyan perjuangan itu juga lekat pada film horror karena seringkali hantu atau monster menyerang orang yang sengaja lari dari group atau terpisah tanpa sengaja. Momen seramnya justru terbangun ketika tokoh itu diserang sewaktu sedang sendirian.

Seringkali kata-kata sakti ketika tim sedang berhadapan dengan jalan bercabang yang tidak diketahui adalah, “Sebaiknya kita berpisah buat mencari tahu ujung jalan ini, kalau kita sudah menemukannya maka kita bisa memberitahu yang lain.” 

Tapi ketahuilah, hal itu malah membawa tim lebih cepat kepada kematian. Saat itulah hantu mendapat kesempatan buat menyerang. Itu kejadian di Jangan Dengerin Sendirian, Cabin In The Woods, Ghost Town, atau As Above So Below.

Tim memisahkan diri untuk mencari jalan

Pembuat film sepertinya menyadari jurus klasik ini hingga dalam Dark Skies karakternya mengucapkan dialog bahwa mereka harus tetap bersatu di ruang tidur di lantai atas dan melindungi supaya para alien tidak mengambil salah satu dari mereka, begitu pula dalam Oculus, The Woman In Black 2, atau Conjuring. 

Jadi carilah cara kreatif untuk memisahkan tim dalam film kamu, salah satu cara paling efektif adalah force majeur yang terjadi tiba-tiba seperti yang dilakukan The Descent.
    
  1. Urutan terbunuhnya karakter yang gampang ditebak
Menentukan atau menebak tokoh mana yang bakal mati duluan di film horror juga gampang banget, berikut daftar tipikal karakter yang biasanya dibunuh duluan sama penulis :

a.       Orang yang kebanyakan mengeluh

Orang yang mulutnya susah bungkam sebaiknya benar-benar dijauhi oleh tokoh utama. 

Ocehannya seperti, “Aduh, lama banget…kemana sih dia?”, “Kan sudah gue bilang jangan lewat jalan sini elu kagak percaya, sekarang kita nggak tahu ini dimana…”, “Jangan tinggalin dong, gue kan takut…”, “Duuh, udah kebelet pipis banget nih…” biasanya mengundang hantu, monster, atau pembunuh mendatanginya lebih dulu. 

Dan hidupnya akan hilang semudah itu, jauh lebih mudah dari membungkam mulutnya yang penuh keluhan.

b.      Orang yang hebohnya kelewat parah

Sedikit-sedikit menjerit atau nangis. Hanya karena ada yang mencolek di kegelapan bukan berarti itu hantu atau monster, bisa jadi itu hanya tikus atau kucing yang tiba-tiba lewat. 

Namun biasanya orang yang selalu bikin heboh ini menarik hantu dan monster yang asli kemudian menjahilinya, dan akhirnya membunuhnya juga. Orang dengan tipe mirip mercusuar, akan lebih mudah didatangi dalam gelap, bukan?

c.       Orang yang sok tahu dan susah dikasih tahu

Sering mendengar dialog tokoh seperti ini? “Disini tidak ada yang namanya hantu…”, “Jangan suka percaya begituan, jaman hitech kok masih percaya takhayul…”, “Udah lama tinggal disini aman-aman aja kok…” 

Biasanya tokoh seperti ini merasa sudah punya pengalaman yang lebih atau merasa jauh lebih pintar ketimbang karakter utama sehingga bersikap meremehkan segala sesuatu.

d.      Orang yang sok berani dan suka nantang maut

“Gue yang harus menjalankan rencana itu sebab gue lebih cepat dan kuat daripada elu semua, gue nggak bisa membiarkan hantu itu menangkap kita sebelum rencana kita berjalan…” 

Tidak ada karakter utama yang pernah bertahan hidup setelah mengucapkan kalimat yang menantang maut macam itu. Kalau si tokoh utama mengatakan itu berarti aka nada plot kejutan yang disiapkan di akhirnya atau anti-mainstream. 

Orang yang sok menantang akan membuat si musuh makin geram dan biasanya membuat kondisi matinya mengenaskan. Sekuat apapun karakter utama, sebaiknya memang jauh-jauh dari karakter begini.

e.      Cewek atau cowok penggoda

Beberapa film horror yang kekurangan plot atau menggunakan jurus erotisme sebagai kunci menarik penonton selalu menyisipkan adegan romantisme dewasa yang diawali godaan oleh salah satu tokohnya ke lawan jenisnya. 

Seringkali mereka bermesraan di tempat-tempat yang jelas tidak aman atau tidak masuk akal. Padahal saat itu sedang ada hantu, monster pembunuh, atau karakter utama film yang sedang berkeliaran mencari petunjuk. Di tengah aktivitas itulah saatnya momen berdarah dimulai.

f.        Orang yang membangkang aturan

Sedang enak-enak berlibur ke tempat yang menyenangkan dengan udara sejuk dan villa yang bagus, hanya saja si penjaga berpesan supaya jangan masuk ke loteng dan membongkar-bongkar barang disana...

Ternyata orang itu mengabaikan dan malah menemukan kamera berisi film yang berpesan akan membunuh dirinya dalam seminggu.Sudah diberi tahu konsekuensinya tapi tetap dilakukan, itu namanya cari mati. Yang dicari ketemu, penasaran hilang, tapi akhirnya kematian.

g.       Orang yang paling bisa diandalkan dan membuat si tokoh utama merasa aman


Diantara tipe yang lain tipe manusia inilah yang membuat kita sedih dan merasa kasihan bila dia tewas. Orang tipe ini adalah orang yang kemampuannya sangat bisa diandalkan sepanjang film. 

Entah karena dia yang paling kenal dengan si pembunuh, bisa menerjemahkan pesan si hantu, atau yang paling bijaksana diantara sekumpulan calon mayat di film tersebut. 

Berkat dialah si tokoh utama akhirnya bisa menyelesaikan masalah dengan si hantu tapi kematiannya diperlukan sebagai penggenap kesedihan dibalik kebahagiaan akibat kemenangan si tokoh utama.

No comments:

Post a Comment