Friday, August 5, 2016

JANGAN DENGERIN SENDIRIAN

Directed by: Dedy Syahputra
Cast by: Reza Levi, Adinda Rizkyana, Naomi Angelia Sea, Kama Bashkara
Production by : Andromeda Picture, Himalaya Picture

Gue tahu film ini disadur dari novel yang berjudul sama, belum pernah baca novelnya sebelumnya, oleh karena itu gue penasaran saat mau menontonnya di bioskop, sambil berharap film ini nggak bikin gue kecewa seperti nyaris banyak film horror lainnya. 


Terus terang, satu pilihan yang sulit saat akhirnya gue memutuskan membeli tiketnya karena penayangan film ini dijepit dua film bagus lainnya, Avenger-2 dan My Stupid Boss, dimana keduanya punya rating tinggi.

Ada sekelompok anak muda yang tergabung dalam tim petualangan dari Oz Radio yang dinamai tim Jangan Dengerin Sendiri (JDS) dimana anggotanya adalah Cahyo (Produser  Program), Daya, dan Naomi (cenayang) yang kerjaannya mengunjungi tempat-tempat berhantu dan membuat siaran berupa laporan langsung ke pendengar radio, dengan himbauan agar pendengar mereka tidak mendengarkan program yang sedang disiarkan itu sendirian. 

Mungkin itu semacam cara pemasaran untuk membuat pendengar setia JDS mengajak teman-teman mereka untuk mendengarkan program dan meraih lebih banyak pendengar.

Namun dalam beberapa kasus ternyata  benar-benar terjadi penampilan supranatural, contohnya ketika adik Alya benar-benar mendengarkan JDS sendirian dan dengan tiba-tiba dia menyadari bahwa wanita yang tidur di sampingnya bukanlah ibunya. Punch line nya dapet banget seremnya saat dia membaca teks di ponsel yang kasih tahu kalau ibunya akan pulang terlambat…meskipun gue sudah menebak itu sebelumnya…

Sementara tim JDS pergi ke lokasi survey baru di Gua Belanda di Bandung, Reno meminta Alya dan sahabatnya Hilda, untuk jalan ke Gunung. Sadahurip, dimana terdapat juga piramida tertua di Indonesia yang baru ditemukan. Niat itu baik sebab Reno ingin membuat pacarnya, Alya, melupakan kesedihan akibat kehilangan ayah Alya yang baru meninggal. 

Dari petualangan ke gunung Sadahurip ini gue merasa lucu melihat adegan kakek kampung yang ketakutan melihat kalung Alya dan mengetuk jendela mobil Reno dengan histeris, membuat ketiganya ketakutan setengah mati pula.
.
Sebagai penulis skenario, gue tahu itu trik bridging supaya penonton tahu ada yang misterius tentang kalung Alya dan juga tentang ayah Alya yang memberikan benda itu padanya...tapi serius, gue lebih suka memilih trik lain yang jauh lebih kreatif karena sampai adegan terakhir gue nggak dapet gambaran besar apa gunanya si kakek itu ada disana selain buat kasih informasi tentang kalung misterius itu.

Terjadi banyak hal aneh pada kunjungan di gunung Sadahurip, seperti mobil yang mogok tiga kali, bertemu  hantu di hutan, sampai akhirnya Alya, Reno, dan Hilda menyadari bahwa mereka diikuti oleh hantu yang mereka temui di hutan Sadahurip. Pada saat yang sama, Naomi mendapat penglihatan usai menjelajahi Gua Belanda, seorang wanita tua yang menakutkan yang bisa membawa nasib buruk tapi itu diluar hantu-hantu di Gua Belanda.

Hilda kemudian mengajak Alya dan Reno bertemu sepupunya, Naomi, untuk minta bantuan. Akhirnya keenam sekawan itu pergi ke gunung Sadahurip untuk mencari tahu rahasia yang tersembunyi di sana demi mengusir setan yang menghantui Reno dan kawan-kawan.Itu termasuk membuka tabir soal rahasia kelam dari kehidupan ayah Alya di masa lalu. 

Yang mengganggu gue, apa sebenarnya alasan ayah Alya sampai dia harus merebut kalung itu dari si wanita penyihir kalau hasilnya hanya Alya dikejar-kejar oleh hantu si pemilik kalung yang sudah mati. Gue sama sekali nggak melihat fungsi perlindungan dari kalung itu kepada Alya selain mengusir hantu si pemilik kalung itu sendiri.

Hal yang lain lagi, gue tahu seseorang dengan indra keenam bisa dengan mudah melihat roh atau arwah orang mati tapi melihat apa yang ada di masa lalu? Yah, gue nggak tahu apakah Naomi, yang ternyata juga penulis novelnya juga, benar-benar memiliki kemampuan itu tetapi menurut gue itu hanya demi kepentingan cerita saja.

Alurnya panjang dan bertele-tele, gue pikir kunjungan Alya, Reno, dan Hilda ke Gunung Sadahurip nggak perlu sebanyak itu adegannya, ada sekitar 9 atau 10 scene kalau gue nggak salah. 

Akan jauh lebih sederhana kalau informasi tentang dibuntutinya mereka oleh hantu itu diawali dengan adegan mobil Reno yang mengantarkan Hilda yang pulang kemalaman dan dilanjutkan dengan terror yang mengikuti mereka bertiga, sehingga hari berikutnya mereka datang ke Naomi dan tim JDS buat minta bantuan. Lebih oke  fokus hanya pada petualangan di Gunung Sadahurip.

Meskipun gambar film ini sulit dinikmati, terlebih saat gelap dan di malam hari, menurut gue film ini cukup lumayan. Ad aide segar yang ditawarkan disini dengan mengeksplorasi perjalanan ke Gunung Sadahurip seperti yang kita tahu sedang jadi perhatian dunia akhir-akhir ini dengan kemisteriusannya. Jadi, walau film ini nggak bertahan lama di bioskop, rasanya nggak ada salahnya kalau dicari DVD nya buat ditonton akhir pecan ini.

Selain itu, pemilihan soundtrack film ini sebenarnya kurang relevan buat membangun suasana horor tapi gue surprised karena salah satu lagunya ternyata punya band temen gue. Gue nggak mempromosikan band itu atau dibayar sama mereka buat menulis ini tapi gue suka lagunya. Gue berharap elu dapat banyak pendengar bro Ibong…


No comments:

Post a Comment