Monday, August 22, 2016

DR. STEPHEN “VAN HELSING” KAPLAN, PEMBURU VAMPIR DUNIA NYATA


Kesuksesan novel Bram Stoker Drakula yang ditulis oleh penulis Irlandia bernama Bram Stoker di tahun 1897, dan kemudian diangkat ke film oleh Tod Bowning di tahun 1931 membuat sosok vampir mewabah di seluruh dunia, terutama pada film horror dan dark fantasy. 

Banyak penulis yang terinspirasi oleh hasil karya Stoker dan harus mengucapkan terima kasih kepadanya. Tanpa sosok Drakula, Stephanie Meyer mungkin tidak akan pernah menciptakan serial Twillight atau Marv Wolfwan dengan Blade-nya.

Bagi orang awam Drakula atau vampir hanyalah makluk penghisap darah yang hanya ada dalam film horror, novel, atau cerita-cerita fiksi namun dari sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan sejak tahun 1972 terbukti makluk ini benar-benar ada.

Gue mendapati fakta ini setelah beberapa waktu lalu menulis tentang The Atticus Insitute dimana dari beberapa web gue dapat info bahwa tempat itu benar-benar ada hingga mulailah gue mencari informasi yang akhirnya membawa gue mampir ke web ilmuwan ini, yang ternyata menjadi kepala sebuah lembaga riset yang menyelidiki hal-hal aneh macam yang dilakukan di The Atticuss Institute… 

Berdasarkan penelitian seorang ahli jiwa bernama Dr. Stephen Kaplan yang mengepalai Lembaga Riset Drakula (Vampire Research Center of America) di New York, USA tercatat hipotesa bahwa dalam keluarga kerajaan manapun yang pernah ada di dunia, satu diantara keturunannya berpotensi besar sebagai penghisap darah.

Hal ini dimungkinkan dengan adanya kepercayaan akan cerita kuno atau agama pagan bahwa meminum darah bisa membuat manusia jadi awet muda. Selalu akan ada pencurahan darah dari kepercayaan Aztek dan Maya di masa lampau bahkan hingga agama modern. Kepercayaan ini dipelihara oleh para bangsawan dan anggota keluarga kerajaan agar selalu nampak segar di hadapan publik.

Dr. Stephen Kaplan
Untuk membuktikan teorinya, Dr. Kaplan mengadakan penelitian dengan cara melakukan survey berupa penyebaran angket. Saat menyebarkan angket kepada responden Dr. Kaplan dibantu oleh paranormal / cenayang yang dapat mengetahui dengan pasti potensi narasumbernya sebagai vampir. Selain itu Dr. Kaplan juga mendatangi perkumpulan yang berhubungan dengan pemujaan setan atau melakukan ritual pemujaan yang melibatkan darah segar sebagai sesaji.

Dari hasil risetnya didapati bahwa Amerika Utara merupakan tepat terbanyak yang dihuni oleh makluk penghisap darah dibandingkan tempat lainnya di dunia. Menurut catatan Dr. Kaplan ada sekitar 650 vampir tinggal di USA sementara tempat lain yang juga banyak dihuni vampir adalah Inggris, Irlandia, Amerika Selatan, Kanada, dan Afrika Selatan. 

Hebatnya Dr. Kaplan menemukan seorang gadis vampir yang berhasil diwawancarainya di televisi di tahun 1979. Pakaian gadis yang diwawancarai tersebut adalah gaun yang biasa dikenakan wanita di abad 16-17 padahal saat diwawancarai gadis tersebut masih terlihat berusia 20 tahun. 

Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa darah merupakan kebutuhan vital vampir, jika frekuensi minum darahnya berkurang vampir tidak langsung mati namun akan terlihat tua.

Sang gadis tidak menyukai penggambaran vampir pada film-film modern sehingga dia menyatakan film-film tersebut memberi gambaran yang keliru tentang dunia vampir yang sebenarnya. Dia menjelaskan bahwa vampir tak boleh mengambil darah dengan jalan kekerasan apalagi sampai membuat korbannya meninggal.

Dari wawancara tersebut didapati sejarah bahwa Drakula merupakan kisah nyata…

Vlad III "Dracul"
Vampire berasal dari Rumania dan mulai menyebar ke Eropa pada abad 16. Seorang raja Rumania di abad 15 bernama Prince Vlad Tepes III atau dikenal sebagai Vlad Dracul atau Vlad Sang Penusuk, ratusan perang sudah dimenangkannya sehingga tak ada yang meragukan kemampuannya berperang, dia juga dikenal buas karena kerap menguliti dan menyula musuh yang menjadi tawanannya.

Kesukaannya menyula inilah yang membuatnya mendapat julukan sebagai The Impaler (Sang Penusuk), menyula adalah penyiksaan dengan menusuk anus manusia dengan menggunakan batang kayu sebesar lengan pria dewasa yang kemudian ditancapkan ke tanah hingga kayu menembus perut, dada, bahkan hingga ke leher.     

Keberhasilan Vlad dipercaya karena ritual yang sering dilakukannya yakni minum dan mandi darah para tawanan yang dibunuh dengan sadis. Momoknya terus berlanjut hingga perang Salib sampai dia akhirnya berhasil dikalahkan oleh Sultan Mehmed II, kepala Vlad dipenggal dan dipersembahkan kepada Ottoman sebagai penghormatan bagi warga Turki yang menjadi korban kekejaman Vlad selama perang.


Rupanya keberhasilan Vlad menginspirasi banyak pemimpin Eropa yang kemudian mengikuti jejaknya hingga pada abad akhir abad 15 sampai 17 terjadi wabah Drakula (mengikuti kebiasaan Vlad untuk mandi dan minum darah manusia) sehingga lahir spesies manusia baru peminum darah. Keturunan Vlad III pun masih ada yang hidup di bumi dan meneruskan kebiasaan minum darah.

Dalam bukunya Dr. Stephen Kaplan menjelaskan satu penyakit yang menyebabkan seseorang mempunyai ciri-ciri seperti Vampir, besar kemungkinan penyakit itulah yang mendera Vlad III sehingga dia punya kebiasaan minum darah.

Nama penyakit itu Phorphyria, penyakit kelainan gen dimana penderitanya kekurangan enzim glisin yang berfungsi membentuk Heme atau haemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen dalam darah. Kurangnya heme akan membuat oksigen tidak terangkut sempurna sehingga tubuh bisa berwarna biru pucat, ini menjelaskan kenapa Vampir berdarah biru.

Profil penderita phorphyria
Penderita phorphyria juga tidak bisa terpapar sinar matahari secara langsung karena ultraviolet akan membakar kulit mereka. Disamping itu karena kualitas darah yang buruk akibat kurangnya sirkulasi oksigen membuat penderitanya harus mendonor atau transfusi darah secara berkala. Bahkan mereka harus meminum darah itu secara langsung agar darah langsung masuk ke sistem pencernaan dan diuraikan masuk ke aliran darah.

Pertanyaan kenapa Vampir benci bawang putih juga terjawab, itu karena bawang merupakan zat pengemulsi lemak. Kualitas darah yang bagus ditentukan oleh tingkat lemak dalam darah tersebut sehingga sebagai zat yang sifatnya emulsi, bawang dapat menyebabkan kadar lemak darah berkurang. Ini dapat dilihat pada penderita kolestrol dan jantung akibat hipertensi yang diwajibkan rutin makan bawang mentah supaya kadar lemaknya berkurang secara signifikan.

Selama penelitiannya, Dr. Stephen Kaplan juga menemukan empat kelompok besar vampir, yakni :

  1. Vampir Wanabee
Vampire Wanabee
Kelompok ini sebenarnya hanya sekumpulan manusia biasa yang terobsesi menjadi vampire dan merasa diri mereka seperti itu dengan memakai pakaian gothic dan riasan wajah yang seram. Mereka terpengaruh romantisme dari sosok vampir dan berpura-pura miinum darah hanya pada saat melakukan upacara-upacara khusus saja saat dihadiri massa namun bukan menjadi sebuah gaya hidup.

  1. Vampir Yuppie
Ini adalah orang-orang yang berdagang kenikmatan seksual dan menukarnya dengan darah. Mereka memiliki kebutuhan minum darah yang sebenarnya, telah diperoleh juga dokumentasi bahwa mereka minum darah yang terkuras dari karton daging di supermarket. Sebagian besar memiliki sebuah paksaan, dan ada semacam perasaan bersalah dan malu atas apa yang mereka lakukan.

  1. Vampir Konservatif
Kelompok ini terdiri dari sejumlah kecil orang yang memiliki kebutuhan fisik mengkonsumsi darah di samping diet biasa mereka. Dia menyebut orang-orang ini kuno atau kolot karena pakaian mereka tidak menarik perhatian dan terlihat datar.

Mereka menyembunyikan kenyataan bahwa mereka peminum darah tapi merasa mudah marah, depresi, lemah, atau agresif jika mereka tidak mendapatkan cukup darah dalam diet mereka. Ini adalah tanda dari Porphyria.

  1. Blood Killer
Kelompok terakhir ini adalah orang-orang yang bertindak atas dorongan kehausan mereka dan mencari korban untuk membunuh dan menguras darah mereka. Dia telah bekerja dengan Kepolisian di USA dan banyak negara lain untuk menyelidiki pembunuhan misterius yang melibatkan kehilangan darah berlebihan.

Ini merupakan pekerjaan yang berbahaya karena pada beberapa kesempatan Dr. Kaplan pernah hampir tewas saat melakukan penyelidikan. Akibatnya, dia mengubah metode dengan cara wawancara di mana dia bertemu orang yang dicurigai sebagai vampir hanya sekedar untuk bertatap muka.  

Dari sinilah dia kemudian membuat daftar orang-orang yang memang termasuk golongan Blood Killer sehingga julukan Van Helsing pun diberikan kepadanya.

No comments:

Post a Comment