Disutradarai oleh: Miguel
Angel Vivas
Dibintangi oleh: Matthew Fox,
Jeffrey Donovan, Quinn McColgan
Produksi: Ombra Film
Setelah melihat penampilan
apik Jacob Tremblay sebagai Cody dalam Before I Wake, gue suka melihat
penampilan Quinn McColgan yang bermain sebagai Lu di film ini. Dia harus
berurusan dengan situasi di mana tidak ada anak yang bisa menanggung beban
seperti yang dia hadapi, dimana dia tumbuh tanpa kehadiran anak-anaknya seusianya,
berurusan dengan ayah yang lebih suka hidup menyendiri dan membenci tetangganya
dengan alasan yang tidak dia mengerti, dan aturan-aturan ketat sang ayah yang
seringkali bikin gue kalau masih remaja mungkin akan memberontak padanya.
Setelah terjadinya bencana yang
menghancurkan hampir seluruh dunia gara-gara sebuah virus yang mampu mengubah
manusia menjadi zombie, sekelompok kecil manusia yang selamat pindah ke tempat
yang senantiasa tertutup salju, karena diyakini bahwa virus itu mati di suhu
dingin dan itulah satu-satunya cara menjaga ras manusia dari kepunahan.
Beberapa dari mereka adalah
Jack dan Patrick yang tinggal di rumah yang letaknya bersebelahan tapi tak
pernah berbicara satu sama lain. Pagar tinggi menjadi simbol bahwa hubungan
mereka tertutup, bahkan untuk sekedar menyapa atau mengucapkan salam dan itu berlangsung
selama hampir satu decade setelah tragedi besar terjadi.
Jack memiliki anak perempuan
berusia 9 tahun bernama Lu yang mulai ingin tahu tentang hal-hal di sekitar
rumah dan dia berteman akrab dengan anjing Patrick di luar pagar rumah Jack.
Gadis itu sering memberi makan anjing itu coklat, yang sebenarnya tidak perlu
karena buat anda yang penyayang anjing tentu tahu kalau coklat membunuh anjing,
dan itu merupakan kesalahan kecil yang tak disengaja oleh si penulis naskah. Setiap
pemilik anjing tahu bahwa perut anjing sensitive dengan kandungan zat coklat
apalagi jika memberinya sebanyak itu.
Selain itu, Lu juga tertarik
dengan tetangganya, Patrick, yang tampak eksentrik karena pria itu melakukan
hal-hal unik seperti menjadi penyiar radio setiap malam dengan peralatan siaran
miliknya, memutar lagu yang dimainkan dan melakukan orasi serta panggilan
kepada siapapun yang berada diluar sana untuk datang ke pemukiman aman mereka
melalui loudspeaker yang terpasang diluar rumah, yang sangat menjengkelkan bagi
Jack karena mengganggu tidurnya.
Perbedaan besar antara Patrick
dan Jack ada pada cara hidup mereka untuk bertahan hidup, Jack mengandalkan
pasokan makanan dari makanan kaleng sementara Patrick selalu berburu makhluk
hidup seperti kelinci atau rusa dan menikmati daging segar setiap hari.
Jadi
suatu hari ketika Patrick mengikuti jejak rubah yang mati dengan tubuh yang
hanya tersisa setengah bagiannya dia sampai ke sebuah bangunan tua diluar kota
dan menyadari bahwa korban yang terinfeksi ternyata mampu bertahan dari suhu
dingin dan mereka datang kembali untuk memburu manusia.
Patrick berhasil meloloskan
diri dari bangunan itu tapi dia mendapat kecelakaan saat kendaraan salju yang
dinaikinya menabrak pohon mati yang melintang di jalan. Saat itu dia mengetahui
bahwa makluk yang terinfeksi itu tidak dapat melihatnya meskipun sudah melongok
ke bawah kepada dirinya, tapi telinganya bergerak ketika mendengar tembakan
dari arah rumah Jack yang saat itu tengah berlatih menembak.
Patrick kembali ke rumah dan
mencoba untuk memperingatkan Jack dengan menembakkan senjatanya. Letusan itu
menarik perhatian sang monster yang segera menyerang Patrick. Lu memohon
ayahnya untuk menembak si monster untuk menolong Patrick tapi Jack malah
bersikap ragu-ragu, dia hanya mengarahkan senjatanya kea rah Patrick dan si
zombie tapi tidak menembak sehingga akhirnya anjing Patrick datang dan
menyerang si zombie untuk menyelamatkan tuannya.
Leher Patrick tergigit
sementara anjingnya tewas sebelum monster itu akhirnya berhasil dibunuh oleh
Patrick. Lu marah melihat ayahnya tidak berusaha melakukan apapun untuk
menolong. Dia histeris melihat anjing yang disayanginya tewas dan dia memusuhi
ayahnya. Malam itu Lu pergi ke luar rumah dan keluar dari pagar rumah Jack
untuk menaruh bunga di makam anjing Patrick, tak menyadari ada monster sudah
menunggunya disana.
Jack coba menyelamatkan Lu
tapi zombie itu melukainya. Saat itu Patrick datang dan menyelamatkan mereka, selain
itu dia berhasil meringkus monster yang berusaha melukai Lu dan mengikatnya di
halaman belakang rumahnya untuk mempelajari evolusi mereka. Patrick menyadari
bahwa meskipun mereka secara teknis terinfeksi tetapi ternyata itu tidak
merubah dirinya dan Jack jadi zombie, dan meskipun zombie-zombie itu kehilangan
penglihatan tapi kemampuan pendengaran mereka meningkat.
Esoknya, Lu minta Jack mengundang
Patrick makan malam dan dia setuju. Pada malam itu mulai terungkap penyebab
permusuhan antara Jack dan Patrick di masa lalu mereka. Patrick kemudian
memberitahu bahwa dia menangkap panggilan seseorang di radio dan meminta mereka
pergi bersamanya untuk memeriksa. Mereka pergi ke gudang untuk mengambil
persediaan dan Lu melihat seorang wanita di kejauhan yang akhirnya pulang ke
rumah mereka.
Wanita itu menceritakan bagaimana
dia dan kelompoknya bisa datang ke tempat Patrick dan Jack, itu karena mereka
mendengar panggilan Patrick di radio dan dalam perjalanan diserang oleh puluhan
zombie. Saat itu dia mendengar lolongan zombie yang ditangkap Patrick dan
menembak mati makluk itu karena dia tahu itu adalah cara makluk itu memanggil kawanannya.
Mereka segera kembali ke rumah dan memasang barikade begitu mendengar lolongan respon
di kejauhan, sadar bahwa para monster kembali setelah bertahun-tahun untuk kembali
memburu manusia.
Pertempuran berlangsung di
dalam rumah ketika akhirnya para monster itu berhasil merangsek masuk tapi
mereka dpaat dihalangi untuk sementara waktu ketika wanita itu kemudian
memasang musik dengan volume maksimal menggunakan peralatan siaran Patrick.
Sayangnya generator yang mulai kehabisan bensin membuat mereka harus mencari alternatif
lain. Saat itu Patrick menyadari bahwa dia harus melakukan hal heroik untuk Lu,
yang sebenarnya anak kandungnya...
Apa yang kamu lakukan jika bokap
elu melakukan sesuatu seperti Patrick buat kamu? Gue yakin kamu akan bereaksi
seperti apa yang Lu lakukan...ambillah waktu buat menonton film yang satu ini...
No comments:
Post a Comment